Jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan furniture memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keindahan, daya tahan, dan kenyamanan furniture itu sendiri. Kayu adalah salah satu bahan baku yang paling sering digunakan, karena memiliki keindahan alami yang sulit ditandingi dan tahan lama. Selain itu, kayu dapat diolah dengan berbagai macam teknik pembuatan dan finishing untuk menghasilkan furniture yang berbeda-beda, seperti furniture kayu jati, mahoni, atau akasia.
Namun, selain kayu yang biasa kita lihat seperti jati, akasia, mahoni dan lainnya, terdapat juga berbagai macam bahan baku lain yang dapat digunakan untuk pembuatan furniture. Misalnya, Kayu Lapis, Blockboard, MDF (medium density fibreboard), Melaminto, Particle board, Rotan yang sering digunakan pada furniture modern dengan desain minimalis. Bahan ini memberikan kekuatan dan daya tahan yang sama atau lebih baik pada furniture, serta memberikan kesan modern dan elegan pada ruangan. Berikut adalah Berbagai Jenis Bahan Bahan Furniture Desain Interior Yang Bagus yang patut kalian coba.
Bahan Bahan Furniture Desain Interior Yang Bagus
1. Kayu Solid
Bahan baku yang umum digunakan dalam pembuatan furniture adalah kayu solid atau kayu dari pohon yang biasa kita lihat. Kayu solid dianggap sebagai bahan baku terkuat untuk furniture karena tidak mengalami proses pengolahan. Namun, kayu solid memerlukan waktu yang cukup lama untuk tumbuh dan penebangan pohon yang tidak seimbang menyebabkan pasokan kayu solid menjadi terbatas dan harganya relatif lebih mahal dibandingkan kayu olahan.
Jenis kayu yang biasa digunakan untuk pembuatan furniture adalah kayu jati, sungkai, dan nyatoh. Kayu jati dipilih karena memiliki urat kayu yang indah dan lebih tahan terhadap cuaca dan serangan rayap. Namun, karena harganya yang mahal, kayu jati sering digunakan untuk furniture berkelas atau ekspor. Kayu sungkai menjadi alternatif pengganti kayu jati karena harganya lebih terjangkau dan memiliki warna yang lebih terang. Sementara itu, kayu nyatoh juga semakin populer sebagai pengganti kayu jati.
Untuk menentukan harga kayu solid, biasanya dihitung berdasarkan volume kayu yang diinginkan dalam meter kubik (m3). Meskipun harganya relatif lebih mahal dibandingkan kayu olahan, kayu solid merupakan pilihan bahan baku yang sangat baik untuk furniture karena kekuatannya dan keindahan yang dimilikinya. Namun, sebagai konsumen yang bijak, kita perlu mempertimbangkan faktor keberlanjutan dalam memilih bahan baku furniture, termasuk dalam memilih kayu solid yang dapat diambil dari sumber yang berkelanjutan.
2. Blockboard
Blockboard adalah bahan bangunan yang terbuat dari potongan kayu kecil berukuran sekitar 2,5-5 cm yang dipadatkan dengan mesin dan dilapisi dengan vinir di kedua sisinya untuk membentuk lembaran papan. Blockboard terdiri dari tiga lapisan: lapis muka (face), inti (core), dan lapis belakang (back).
Lapis muka terbuat dari lembaran plywood setebal 0,5-2,0 mm, sedangkan inti terbuat dari kayu hutan seperti meranti atau akasia, atau kayu rakyat seperti albasia yang telah diolah menjadi potongan-potongan dan dilaminasi dengan ketebalan 10-14 mm. Lapis belakang juga terbuat dari lembaran plywood setebal 0,5-2,0 mm.
Blockboard tersedia dalam ketebalan 12 mm, 15 mm, dan 18 mm dengan luas yang sama dengan plywood. Bahan ini sangat populer di industri perabotan karena mudah diolah dan kuat serta stabil. Karena kekuatannya yang tinggi, blockboard sering digunakan sebagai bahan untuk membuat pintu, meja, dan lemari.
Selain itu, blockboard juga dapat digunakan sebagai bahan lantai karena memiliki ketahanan yang baik terhadap kelembapan dan deformasi. Namun, perlu diingat bahwa blockboard tidak tahan terhadap air, sehingga tidak disarankan untuk digunakan di area yang sering terkena air seperti kamar mandi atau dapur.
Dalam hal keindahan, blockboard dapat dipoles dan dicat sesuai dengan keinginan. Namun, karena lapisan inti terbuat dari kayu potongan, pola dan warna pada permukaannya mungkin tidak seragam.
Dalam keseluruhan, blockboard adalah bahan yang populer karena kekuatan dan kestabilannya serta kemampuan untuk diolah menjadi berbagai macam produk. Namun, sebelum digunakan, penting untuk mempertimbangkan lingkungan dan aplikasi di mana blockboard akan digunakan untuk memastikan bahwa bahan ini dapat bertahan dan memberikan hasil yang optimal.
3. Kayu Lapis (Plywood/Multipleks)
Plywood atau kayu lapis merupakan jenis bahan olahan yang terbuat dari lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan direkatkan dengan sudut urat yang diseleraskan. Kayu lapis memiliki kekuatan yang cukup tinggi karena proses penyusunan lapisan yang tepat dan penggunaan lem yang kuat. Selain itu, kayu lapis juga tahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban.
Penyusunan lapisan kayu dalam kayu lapis biasanya dilakukan dalam jumlah ganjil untuk mencegah melengkung atau warping. Penyusunan dalam jumlah genap akan menciptakan papan yang mudah terdistorsi sehingga kurang stabil. Jenis kayu yang digunakan untuk kayu lapis pun beragam, seperti kayu meranti, kayu nyatoh, dan kayu mahoni.
Kayu lapis memiliki beberapa jenis berdasarkan jumlah lapisannya, yaitu tripleks atau three-ply (terdiri dari 3 lapis), five-ply (terdiri dari 5 lapis), seven-ply (terdiri dari 7 lapis), dan nine-ply (terdiri dari 9 lapis). Jenis kayu lapis yang memiliki 5 lapis atau lebih sering disebut dengan multipleks.
Kayu lapis hadir dalam beragam ketebalan yang bervariasi mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan kualitas yang berbeda-beda. Beberapa brand kayu lapis bahkan sudah dilengkapi dengan resin anti rayap sehingga lebih awet dan tahan lama.
Kayu lapis memiliki kelebihan yaitu tahan terhadap perubahan suhu dan kelembaban, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, serta mudah diproses dan dibentuk sesuai kebutuhan. Kayu lapis juga lebih murah dibandingkan dengan kayu solid sehingga sering digunakan sebagai alternatif untuk furniture atau desain interior yang lebih hemat biaya.
4. MDF (medium density fibreboard)
MDF (medium density fibreboard) adalah bahan bangunan yang terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia resin yang direkatkan dan dipadatkan. Kayu yang digunakan untuk membuat MDF seringkali berasal dari sisa-sisa perkebunan atau bambu, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kayu solid yang harus ditebang dari hutan.
MDF berbentuk papan atau lembaran dan memiliki kepadatan yang tinggi. Bahan ini lebih ekonomis dibandingkan dengan plywood dan sangat cocok untuk penggunaan dalam berbagai produk furnitur dan desain interior. Selain itu, MDF juga lebih mudah diolah dan dapat dibentuk ke berbagai bentuk.
MDF juga memiliki beberapa kelebihan lain, di antaranya adalah kestabilan dimensinya yang baik dan kemampuan untuk menahan uap air. Namun, perlu diingat bahwa MDF tidak tahan terhadap air dan kelembapan yang tinggi, sehingga tidak disarankan untuk digunakan di area yang sering terkena air seperti kamar mandi atau dapur.
Karena sifatnya yang mudah diolah dan bentuknya yang seragam, MDF banyak digunakan dalam industri perabotan dan dekorasi interior. Bahan ini juga dapat dipoles dan dicat sesuai dengan keinginan, sehingga memberikan fleksibilitas dalam desain.
Namun, sebelum menggunakan MDF, perlu diperhatikan bahwa bahan ini dapat mengeluarkan debu halus yang dapat membahayakan kesehatan jika terhirup dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan alat pelindung diri saat mengolah MDF, seperti masker debu dan kacamata pelindung.
5. Particle Board
Particle board atau papan partikel merupakan salah satu jenis bahan kayu yang sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan furniture, seperti meja, lemari, dan rak. Bahan ini terbuat dari partikel sisa pekerjaan kayu, seperti serbuk gergaji, potongan kayu kecil, dan serpihan kayu, yang kemudian dicampur dengan bahan kimia resin dan direkatkan dengan tekanan tinggi. Setelah itu, bahan tersebut dikeringkan dan siap digunakan.
Meskipun proses pembuatan particle board hampir sama dengan Medium Density Fiberboard (MDF), namun ada perbedaan pada kehalusan dan kepadatan materialnya. Particle board cenderung lebih kasar dan tidak seragam dibandingkan dengan MDF yang lebih halus dan seragam. Selain itu, particle board juga rentan terhadap air, karena bahan dasarnya terbuat dari serpihan kayu yang mempunyai pori-pori cukup besar sehingga mudah menyerap air.
Kekurangan lain dari penggunaan particle board adalah kemampuannya dalam menopang muatan dengan beban yang cukup berat. Jika diberi beban yang berlebihan, kayu ini bisa melengkung dan rusak. Oleh karena itu, penggunaan particle board sebaiknya dibatasi pada furniture yang tidak menopang beban yang terlalu berat atau ditempatkan di area yang tidak terlalu lembab.
Meskipun demikian, kelemahan tersebut tidak membuat penggunaan particle board menjadi tidak populer. Kelebihannya yang ringan dan harganya yang lebih murah dibandingkan dengan bahan kayu lainnya membuat particle board menjadi pilihan yang tepat untuk pembuatan furniture skala besar dengan biaya yang terjangkau.
Namun, untuk memperpanjang umur penggunaan particle board, sebaiknya furniture dengan bahan tersebut dijaga kelembabannya, dihindarkan dari air, dan diberikan perlindungan dengan lapisan pelindung seperti cat atau laminasi. Dengan begitu, particle board bisa bertahan lebih lama dan mengurangi risiko kerusakan yang bisa terjadi.
6. Melaminto
Melaminto adalah jenis multiplek yang memiliki ketebalan 3mm. Multiplek sendiri adalah bahan lembaran kayu yang terbuat dari beberapa lapisan kayu tipis yang direkatkan secara bersama-sama. Melaminto kemudian di-finishing dengan lapisan polyester dan melamine sebelum diwarnai. Lapisan polyester ini bertujuan untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap goresan dan benturan yang mungkin terjadi pada permukaan Melaminto.
Selain itu, Melaminto juga dilapisi dengan lapisan melamine, yaitu lapisan kertas impregnasi yang diperkuat dengan resin fenolik. Lapisan ini memberikan ketahanan tambahan terhadap air, panas, dan bahan kimia yang dapat merusak permukaan Melaminto.
Warna standar Melaminto adalah putih, dan tersedia juga dalam warna hijau muda, merah muda, biru muda, dan cream di pasaran. Namun, warna hitam dan warna lain biasanya hanya tersedia sebagai pesanan khusus. Hal ini dikarenakan proses produksi warna hitam dan warna lainnya membutuhkan teknik yang lebih rumit dan biaya produksi yang lebih mahal.
Polyester sendiri merupakan serat sintetis yang sering digunakan dalam berbagai produk industri dan kebutuhan umum, seperti papan tulis atau whiteboard. Hal ini karena polyester memiliki sifat yang tahan terhadap goresan, air, dan bahan kimia, serta dapat dengan mudah dibersihkan.
Karena sifat-sifat yang dimilikinya, Melaminto sering digunakan sebagai bahan untuk membuat furniture, seperti meja, lemari, dan rak buku. Melaminto juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan pintu atau dinding partisi. Kelebihan Melaminto adalah tahan lama dan mudah dalam perawatannya, serta memiliki banyak pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
7. Rotan
Selain kayu, rotan juga menjadi bahan alternatif yang semakin diminati untuk pembuatan furniture. Meskipun ada banyak jenis rotan, tidak semuanya cocok untuk dijadikan mebel. Berikut ini adalah beberapa jenis rotan yang biasanya digunakan untuk pembuatan furniture.
Rotan Pietriet Rotan pietriet adalah bagian inti dari tanaman rotan yang bentuknya menyerupai lidi dengan panjang hingga 6 meter. Biasanya, rotan pietriet digunakan untuk proses anyaman seperti memberi lapisan penutup pada furniture atau yang lainnya. Rotan pietriet memiliki karakteristik yang lunak, lembut, dan lentur, dengan serat kasar dan permukaan seperti busa. Panjang rotan pietriet memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari 1-2 mm, 2-3 mm, 3-4 mm, hingga 4-5 mm.
Rotan Core Rotan Core memiliki bentuk kecil dan melingkar, mirip dengan rotan pietriet. Namun, rotan core memiliki diameter antara 10 hingga 20 mm. Rotan core memiliki karakteristik yang lembut dan mudah dibengkokkan tanpa menggunakan alat, sehingga mudah dibentuk. Selain itu, rotan core juga mudah menyerap warna dan memiliki berat yang ringan dibandingkan dengan jenis rotan lainnya.
Rotan merupakan alternatif baru yang menarik bagi bahan pembuatan furniture. Tidak hanya memiliki keindahan visual yang unik, tetapi juga mempunyai karakteristik yang kuat dan tahan lama. Dengan pilihan jenis rotan yang tepat, furniture yang dihasilkan akan menjadi cantik, bergaya, dan tentunya, tahan lama.
Kesimpulan
Itulah beragam bahan furniture untuk desain interior yang bagus buat kalian coba. Kalian bisa melihat hasil karya pengrajin yang bisanya banyak dipajang di toko sepanjang jalan. Dengan begitu kalian hanya tinggal memilih sesuai dengan budget yang kalian miliki.
Dalam memilih furniture untuk desain interior, jangan lupa untuk selalu memperhatikan kualitas dan keindahan dari bahan baku yang digunakan. Dengan memilih bahan baku yang tepat, furniture desain interior Anda akan lebih tahan lama, nyaman, dan tentunya lebih indah dipandang.